MENGHITUNG KEKAYAAN MANGROVE MENGARE

Mangrove Mengare Management

Tahukah anda, ada berapa jenis mangrove yang tumbuh dan berkembang di sekitar desa Tajung Widoro, Mengare?

Mungkin, secara umum masyarakat pulau Mengare telah mengenal jenis-jenis yang umum yaitu tinjang, api-api, prapat, dll. Ternyata, setelah dilakukan penelitian berupa analisa vegetasi oleh Tim Volunteer Alam Lestari, di seputar wilayah desa Tajung Widoro ini ada terdapat 13 jenis mangrove.

Jenis-jenis mangrove tersebut didominasi oleh kelompok Avicennia marina (api-api), Rizophora mucronata (tinjang), Sonneratia sp (pidada), dan Xylocarpus granatum (nyirih).

Data tersebut cukup menggembirakan, karena data yang selama ini ada, menyebutkan bahwa kecamatan Bungah hanya memiliki 9 jenis mangrove (data Laporan Tahunan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik tahun 2007).

Arif Yuwono, koordinator program analisa vegetasi mangrove Tim Volunteer Alam Lestari, menjelaskan, “Mangrove yang terdapat di Mengare, khususnya di sekitar wilayah desa Tajung Widoro, sebagian dalam kondisi bagus, terutama yang berada di tembogo (sempadan) sungai-sungai. Namun mangrove yang berada di pesisir pantai kebanyakan dalam kondisi memprihatinkan, karena kerusakan yang diakibatkan oleh pembukaan hutan mangrove untuk perluasan tambak, dijual kayunya, dll.”

Pemuda lajang yang saat ini tengah menjabat sebagai ketua Umum di organisasi mahasiswa pencinta alam MAPALIPMA Institut Pertanian Malang ini memaparkan lebih lanjut, “Saat ini luasan mangrove yang tersisa di wilayah desa Tajung Widoro tinggal sekitar 290 hektar, menurut kami perlu segera dilakukan upaya konservasi, agar mangrove yang ada tetap terjaga dan mangrove yang rusak bisa kembali menjadi lebih baik.”

Sementara itu team leader program konservasi Volunteer Alam Lestari, Andi Iskandar Zulkarnain, menjelaskan, “Secara alami, biasanya mangrove memiliki formasi tumbuh yang teratur, seperti pohon api-api berada paling depan berhadapan dengan laut, dilanjutkan pidada, kemudian tinjang, dst, sampai yang paling belakang biasanya nipah. Namun dari hasil observasi di Mengare, kami temukan formasi mangrove di sini sangat tidak beraturan. Ini menggambarkan bahwa dulunya pernah ada pembabatan mangrove besar-besaran sampai sebagian besar habis. Jadi mangrove yang ada pada saat ini berasal dari sisa-sisa mangrove yang bisa tumbuh kembali pasca pembabatan tersebut ataupun yang terbawa oleh arus sungai maupun laut, bukan dari formasi alami aslinya.”

Pria gondrong yang sudah belasan tahun beraktivitas di dunia pelestarian lingkungan hidup ini mengungkapkan, bahwa kekayaan mangrove yang ada di Mengare ini adalah potensi yang sangat luar biasa yang perlu dijaga oleh masyarakat Mengare. Bila masyarakat menjaga mangrove, maka mangrove juga akan balik menjaga daratan Mengare dari abrasi dan akar-akar mangrove akan memberikan hasil perikanan yang memuaskan bagi para nelayan Mengare.

  • Salam Hangat Untuk Para Sahabat MOVIND

  • Padi City Resort by Move Indonesia

  • Kategori

  • Calendar

    • April 2024
      M T W T F S S
      1234567
      891011121314
      15161718192021
      22232425262728
      2930  
  • Search